weqfajinaazad.org – Edge computing menjadi salah satu inovasi penting yang mendukung pertumbuhan pesat perangkat Internet of Things (IoT). Konsep ini mengacu pada pemrosesan data yang dilakukan langsung di dekat sumber data, bukan di pusat data utama. Dalam ekosistem IoT yang melibatkan jutaan sensor dan perangkat cerdas, edge computing memungkinkan analisis data secara real-time dengan latensi yang jauh lebih rendah.
Keunggulan utama edge computing adalah efisiensi dan kecepatan. Sebagai contoh, dalam kendaraan otonom, keputusan harus diambil dalam hitungan milidetik. Jika data harus dikirim terlebih dahulu ke pusat data yang jauh, keterlambatan bisa berakibat fatal. Dengan edge computing, perangkat dapat memproses data secara lokal dan merespons lebih cepat terhadap situasi di lapangan.
Selain itu, edge computing juga meningkatkan aspek privasi dan keamanan. Karena data tidak selalu perlu dikirim ke cloud, risiko kebocoran atau penyalahgunaan dapat dikurangi. Ini penting dalam aplikasi seperti perangkat medis pintar atau kamera pengawas, di mana informasi sensitif terlibat.
Edge computing juga mengurangi beban lalu lintas data ke jaringan pusat. Dengan volume data IoT yang terus meningkat, pendekatan ini membantu menjaga kestabilan infrastruktur jaringan. Perusahaan juga bisa menghemat biaya bandwidth dan penyimpanan cloud yang besar.
Di Indonesia, adopsi edge computing mulai berkembang terutama di sektor industri, pertanian cerdas, dan kota pintar. Namun, tantangan seperti ketersediaan infrastruktur dan kebutuhan tenaga ahli lokal masih menjadi hambatan. Investasi jangka panjang dan kolaborasi antara sektor teknologi, pemerintah, dan pendidikan menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi edge computing dalam mendukung transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.